Penulis : ARBIANI, S.Pd Guru SMKN 1 PARITTIGA.
BABEL, TAJUKBABEL,COM- Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.
Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Sesuai dengan visi pendidikan Indonesia.
Visi Pendidikan Indonesia
“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila”
Apa itu Profil Pelajar Pancasila?
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
Mengapa projek penguatan profil pelajar Pancasila diperlukan?
“… perlulah anak anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri , dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” Ki Hadjar Dewantara
Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Semua kegiatan pada pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila keenam dimensi bisa diterapkan di setiap kegiatan projek yang akan di laksanakan disesuaikan dengan tema yang dilaksanakan.
Adapun tema Suara Demokrasi yang dilakukan Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja.
Contoh penerapan budaya demokrasi di sekolah, antara lain : Bermusyawarah untuk penyusunan tata tertib di sekolah, khususnya tata tertib di dalam kelas. Bermusyawarah dalam penyusunan kelompok piket sekolah, kelompok dalam pelajaran, dan kepengurusan kelas serta pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka baik secara langsung atau melalui perwakilan.
Demokrasi Pancasila bertujuan untuk mengutamakan keselarasan, keseimbangan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
Dalam “Negara Kecil” bernama sekolah, sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia dicoba untuk dipraktikkan di Sekolah seperti proses pemilihan umum, perumusan kebijakan, dan sejenisnya.
Sekolah sebagai komunitas dapat membangun kesadaran dari seluruh anggota komunitasnya mengenai pentingnya demokrasi. Dengan adanya Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS, siswa dapat melaksanakan proses demokrasi sebagai bekal hidup di tengah-tengah masyarakat.
Hak untuk mengeluarkan pendapat harus dilakukan dengan mengindahkan norma sosial dan hukum yang berlaku. Hak berpendapat selalu diiringi dengan kewajiban menghargai pendapat orang lain, karena pada dasarnya setiap kebebasan yang dimiliki selalu dibatasi oleh hak dan kebebasan orang lain.
Terdapat aturan atau etika yang harus dipatuhi saat kita menjalankan hak berdemokrasi atau berpendapat baik secara virtual maupun di dunia nyata.
Organisasi Siswa Intra Sekolah menyelenggarakan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS. Pemilihan ini dilakukan melalui proses demokrasi yang memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam pemungutan suara.
Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai bagian dari penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pesta Demokrasi Ketua Pelaksanaan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS adalah wujud penanaman demokrasi sejak dini sehingga diharapkan ke depannya peserta didik dapat terbiasa dengan sistem demokrasi yang diterapkan di negara ini.
Dalam rangka memberikan pendidikan demokrasi melalui pengalaman praktis, maka untuk Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS dilakukan dengan sistem pemungutan suara yang dilakukan seperti Tahapan pemilihan umum yang dilakukan oleh KPU.
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS menerapkan sistem Pemilihan Umum (PEMILU) dan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA), layaknya Pemilihan Presiden dan Wakil, Pemilihan Gubernur dan Wakil, dan Pemilihan Bupati dan Wakil.. Pemilihan ini mengadopsi sistem Pemilu yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Semua perlengkapan yang disediakan sesuai standar Pemilu. Dalam pemilihan itu seluruh kelas terlibat. Pelajar dalam satu kelas disebar ke tempat pemungutan suara.
Para guru dan Staf Tata Usaha sekolah juga ikut mencoblos kandidatnya. Untuk berpartisipasi dan mengajari tentang demokrasi ke peserta didik.
Calon Ketua dan Wakil Ketua OSIS sudah ikut seleksi administrasi, wawancara, kampanye visi misi dan ada debat. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) fungsinya sangat vital. Hampir semua kegiatan sekolah osis yang kerjakan. Berhasil atau tidaknya kegiatan disekolah tergantung Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Kolaborasi guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila bersinergi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, TIK, Desain Grafis Percetakan, Pembina OSIS sebagai pembimbing sekaligus koordinator pelaksanaan bekerjasama dalam proses dan pelaksanaan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS).
Tugas guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila menjelaskan dan membimbing tentang pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menjelaskan dan membimbing tentang cara menyampaikan pidato dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Guru mata pelajaran TIK menjelaskan dan membimbing tentang tata cara melakukan kampanye di Media Sosial secara baik dan santun. Guru Desain Grafis Percetakan menjelaskan dan membimbing cara membuat brosur atau poster Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS ( PILKASIS ).
Setelah terbentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menggelar rapat untuk program kerja selama satu tahun. Program tersebut diusulkan ke sekolah, seperti di laksanakannya esktrakurikuler sepakbola, basket, class meting dan kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dituntut berperan aktif karena jika semua kegiatan dibebankan dengan guru maka akan memotong waktu mengajar guru.
Dengan pelaksanaan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS) sangat mengapresiasi dan membuat peserta didik berinisiatif menerapkan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS) yang bernuansa pemilu dan ini bisa jadi role model untuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolah lain.
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS) seperti pemilu sebenarnya. Sebab ada proses pemutahiran data pemilih, kampanye, debat dan pemilihan langsung. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS) tersebut ada tim sukses. Ada juga pemanfaatan jejaring sosial untuk iklim Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS).
Proses ini sangat baik, karena mereka juga calon pemilih pemula pada Pemilu yang akan datang.
Penyelengara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PILKASIS) sesuai standar Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberi sensasi berbeda. Semua terlibat aktif dalam setiap proses hingga pencoblosan sampai penhitungan suara, dan penetapan pemenang calon terpilih serta pelantikan ketua dan wakil ketua yang terpilih.
(Sumber:http://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila.pdf )