Bentrok Dua Pemuda Simpang Teritip, Satu Nyawa Melayang

  • Bagikan

Bangka Barat, Tajukbabel.com,-

Baku hantam dua kelompok pemuda di Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat menyebabkan satu nyawa melayang dan satu korban lainnya mengalami luka parah.

Korban meninggal dunia akibat bentrok tersebut yakni ZA ( 18 ). Remaja asal Desa Simpang Tiga ini tewas di tempat. Sedangkan satu korban luka berat dan harus dirawat di rumah sakit berinisial I ( 20 ), warga Desa Peradong.

Kasat Reskrim Polres Bangka Barat Iptu Ogan Arief Teguh Imani mengatakan, baku hantam dua kelompok pemuda tersebut terjadi di kawasan Pantai Tungau, Desa Simpang Gong, Kecamatan Simpang Teritip, Senin ( 24/4 ) lalu.

Menurut dia dua kedua kelompok pemuda yang terlibat bentrok berasal dari Desa Peradong dan Desa Simpang Tiga. Pemicunya hal sepele, hanya karena knalpot brong yang digeber salah seorang pemuda dari Desa Simpang Tiga saat lewat di tempat nongkrong.

“Kronologinya berawal saat ZA (18) pemuda dari Desa Simpang Tiga lewat memakai motor dengan memakai knalpot brong atau suaranya kencang. Nah, pemuda dari Desa Peradong ini tidak terima atau merasa digeber. Lalu ZA itu ditendang atau dipukul oleh pemuda Peradong karena merasa digeber tadi,” ujar Iptu Ogan Arif, Rabu ( 26/4 ).

Mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan tersebut, ZA pun mengadu ke teman – temannya. Selanjutnya kelompok pemuda Simpang Tiga mendatangi kelompok pemuda Desa Peradong sehingga terjadi bentrok.

Saat ini polisi sudah memeriksa 25 saksi terkait baku hantam tersebut. Menurut Ogan dari jumlah tersebut pihaknya telah menetapkan dan menahan 10 orang sebagai tersangka. Rinciannya, 8 orang menjadi tersangka tewasnya ZA dan 2 lainnya sebagai tersangka penusukan korban yang luka berat.

Ogan membantah isu yang berhembus di masyakarat bahwa bentrok ini adalah karena konflik antara dua desa, Peradong dan Simpang Tiga.

“Kalau informasi yang beredar di masyarakat kalau ada pertarungan antar desa itu tidak benar atau konflik antar desa itu tidak ada. Jadi yang terlibat itu kelompok pemudanya saja atau pemuda yang nongkrong,” cetus dia.

Ditambahkan Ogan, terkini situasi di tempat kejadian perkara ( TKP ) sudah kondusif. Agar kejadian serupa tidak terulang lagi, polisi mengambil langkah meminta masyarakat dari 13 desa untuk membuat deklarasi perdamaian pada Selasa ( 25/4 ) tadi malam.

“Situasi terkini sudah kondusif, semalam sudah dilakukan deklarasi damai sebanyak 13 desa untuk mencegah kejadian serupa atau kejadian berulang yang bisa saja melibatkan orang tua mereka karena mereka ini usia remaja,” tutup Ogan. ( SK )

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *